Rabu, 15 September 2010

Berani Berbuat Kebaikan dan Takut Berbuat Keburukan


Allah telah menganugerahkan potensi positif dan potensi negatif pada diri manusia. Kebanyakan orang awam berpikir bahwa berani adalah potensi positif dan takut adalah potensi negatif. Namun, pendapat tersebut tidak benar seratus persen. Adakalanya berani menjadi potensi negatif tatkala seorang manusia berani berbuat keburukan. Begitu pula dengan takut, ia dapat menjadi sebuah potensi positif tatkala anak cucu adam takut untuk berbuat keburukan.
 
Takut karena benar dan bangga melakukan keburukan adalah awal dari kehinaan dan keterpurukan seorang manusia. Ketika seseorang enggan beribadah karena takut diperolok sebagai orang alim, sungguh ia telah takut untuk berbuat kebaikan. Ia lebih takut pada penilaian orang lain dibandingkan Allah. Orang seperti ini dijadikan Allah takut kepada segala sesuatu, seperti takut ditempat gelap, takut miskin, takut orang mati, dan takut lainnya.


Dan tidak semua keberanian itu datang dengan mencoba keburukan. orang yang berani dalam melakukan keburukan tak ubahnya seperti orang yang berani kehilangan akal sehatnya karena tujuan hidupnya telah hilang. Berani menghalalkan segala cara karena ingin menjadi kaya, berani karena ingin balas dendam, berani karena ingin dipuji orang lain dan berani karena uang merupakan beberapa contoh keberanian semu.
 
Para pemberani semu selalu merasa risau karena khawatir keburukannya akan terbongkar. Mereka akan dihantui bayang-bayang kebenaran sehingga mereka cemas dan takut pada kebenaran. Oleh karena itu, mereka berani berupaya dengan segala cara untuk menutupi kebenaran.
 
Jika Anda kini sedang terpuruk dalam ketakutan negatif, segeralah bangkit. Jangan izinkan ketakutan Anda mematikan potensi keberanian positif Anda. Ayo bangkit dan berbuat baik, biarkan Allah saja yang akan menilai perbuatan baik Anda.
 
 “Apabila seorang hamba takut kepada Allah, niscaya Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Namun, apabila seorang hamba tidak takut kepada Allah, niscaya Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.” (HR. Baihaqi)
 
“Sungguh, mereka itu tidak lain hanyalah setan yang membuat (kamu) takut dengan kawan-kawannya. Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kapada-Ku (Allah) jika kamu benar-benar orang beriman.” (QS. Ali Imran [3]: 175)


(Ibnu M Lukman)